Pengembangan Transportasi Massal Pasca Kenaikan BBM
Studi ADB (2012) menemukan bahwa sektor transportasi di Indonesia sedang menghadapi tantangan kapasitas institusi, kurangnya jaringan infrastruktur pendukung, rendahnya kualitas pada jaringan infrastruktur yang ada, dan inefisiensi operasi sehingga komponen biaya transportasi Indonesia lebih tinggi dari negara lain di kawasan Asia Timur. Pengembangan transportasi massal belum menjadi prioritas kebijakan dan pendanaan pemerintah nasional dan daerah. Transportasi darat masih memerlukan penambahan panjang jalan raya dan rel kereta api pada perjalanan antarkota dan belum ada kota di Indonesia yang memiliki transportasi massal selain bis dan kereta api. Jumlah dan frekuensi kapal feri pada transportasi laut masih jauh dari memadai. Pelabuhan dan lapangan terbang telah melebihi kapasitas dengan waktu tunggu yang terus bertambah, sedangkan pengembangan masih berjalan perlahan. Belum lagi permasalahan BBM yang terus disubsidi oleh pemerintah sepanjang tahun. Implikasinya, proporsi anggaran pemerintah pusat untuk keperluan pembangunan akan terus tergerus oleh subsidi BBM.